langit-langit

terjajar 3 kursi karena bantalku hilang, terselinap alarm hp disamping, tergeletak dompet disebelah tangan, terkapar disana sama seperti dolo...dolo sekali ketika bulan ke 2 kumasuki gerbang kehidupan yang gaduh riuh dengan kendaraan, suara manusia yang mengejar dunia, juga awal sebuah diskriminasi yang tertata rapi disini...
disini kukenal dia yang berambut gondrong, yang membangun pondasi jendela informasi untuk mreka yang disebut calon profesor.
kesekian kali BUDI yang selalu menggosok meja dunia maya mengajak ngobrol ngalor ngidul tuk usir sepi...sepi yang terasa dalam sebuah keramaian hebat...
tangan-tangan perkasa dari lereng gunung sundoro penghibur setiap malam dengan suguhan klasik bau kemenyan dan tembakau klembak...
tampak sangar dan angker pertama kali aku liat keamanan yang tiap pagi menenteng tikar dari lantai 2....
beribu dosa telah membalut gedung ini....sebelom aku datang...dan sampai kapan sang profesor-profesor muda itu menjadi penghuni neraka...
dia yang akan menjadi saksi..selamanya....sedangkan dia sudah usang, berlumutan, berjatuhan karena hujan dan angin deras.....
disini keinginan itu timbul dari cita2 yng bertahun-tahun tak pernah terwujud....
timbul dan hanya timbul, entah kapan cita itu isa berjalan..karena kakinya belom kuat tuk berdiri...untuk mengangkat beban ditengah ringannya suara mereka yang selalu membohongi...
bunga melati dilingkaran keris itu apa masih harumkah??? dan keris itu apa masih tajamkah seperti sebelom berdirinya bangunan tua ini??
cahaya yang bersinar itu masih terangkah ketika muncul dari balik punggung dan kepala yang bersyorban putih??
pertanyaan ini untuk apa?? dan untuk siapa???
apa untuk asu asu yang sering berlalu lalang di depan dan trotoar?? apa tuk babi babi yang berkeliaran di tengah jalan ini???